Pacuan kuda khas NTB merupakan salah satu budaya unik dari daerah ini sekaligus olahraga. Seperti kita ketahui cabang olahraga yang diperlombakan dalam pekan olahraga Nasional dan populer di berbagai kalangan adalah pacuan kuda. Pastinya di setiap daerah di Indonesia terdapat lomba ini dengan ciri khas tersendiri.
Karena pacuan kuda merupakan bagian budaya dari daerah tersebut tidak heran jika memiliki fakta menarik. Bahkan di daerah asalnya menjadi lomba yang populer dan menawarkan hadiah tidak sedikit. Tentunya olahraga ini menunjukkan bahwa Indonesia kaya akan olahraga tradisional.
Sejarah Pacuan Kuda Khas NTB
Sebelum berbincang lebih dalam mengenai pacuan kuda khas NTB maka penting untuk mengetahui sejarahnya. Di daerah asal disebut sebagai Pacoa jara yang merupakan pacuan kuda tradisional dari suku Bima. Olahraga pacoa jara pertama sekali muncul di tahun 1920-an dimana lomba pertama diadakan oleh pemerintah Hindia Belanda di tahun 1927. Lahirnya olahraga ini di NTB dengan tujuan untuk merayakan hari kelahiran ratu Wilhelmina di negeri asalnya.
Kemudian pacoa jara mulai berkembang menjadi tradisi di daerah asalnya dan diselenggarakan di hari-hari besar. Biasanya tradisi tersebut digelar ketika musim panen tiba dengan memiliki tujuan sebagai ucapan syukur terhadap hasil panen yang ada. Lambat laun olahraga tersebut menjadi salah satu budaya yang sangat khas masyarakat Bima dan membuat kemahiran berkuda masyarakat setempat diajarkan secara turun menurun. Pacuan kuda khas NTB ini tergolong unik karena jokinya adalah anak-anak bukan orang dewasa.
Apalagi untuk masyarakat suku Bima, menunggangi hewan ini di lintasan pacu merupakan salah satu tanda keberanian. Hal inilah yang membuat olahraga ini populer oleh masyarakat sekitar mulai dari orang dewasa sampai anak-anak. Bahkan jenis yang digunakan tidak boleh sembarangan dimana harus kuda Sumbawa.
Untuk menungganginya juga tidak boleh sembarangan karena membutuhkan keahlian khusus terutama dalam menjaga keseimbangan saat hewan ini berlari. Bahkan saat hewan ini berlari maka joki tidak boleh memegang tali kontrol tetapi harus memukulnya dengan cambuk agar berlari dengan cepat.
Berikut Ini Klasifikasi Kuda Beserta Aturannya
Jika tertarik untuk mengikuti lomba pacuan kuda khas NTB maka harus mengetahui klasifikasinya. Karena tidak boleh sembarangan jenis yang diturunkan untuk ikut perlombaan. Berikut klasifikasi yang harus diperhatikan:
- Teka saru yaitu jenis pemula dan baru pertama sekali diturunkan dalam perlombaan.
- Teka pas yaitu kelas yang telah mengikuti perlombaan 2 sampai 3 kali.
- Teka A yaitu kelas yang memiliki pengalaman dengan tinggi 117 cm sampai 120 cm.
- Teka B yaitu kelas yang memiliki tinggi 121 cm ke atas
- Kelas OA yaitu kelas yang memiliki pengalaman dan memiliki tinggi 126. Kuda kelas ini juga telah memiliki gigi copot sebanyak 4 buah.
- Kelas OB yaitu di atas kelas OA dengan kuda tinggi 127 cm sampai 129 cm.
- Kelas harapan untuk jenis kuda yang tinggi 129 cm ke atas dan giginya telah copot sebanyak 4 buah.
- Kelas tunas untuk jenis kuda yang tingginya 129 cm ke atas dan gigi taring telah tumbuh.
- Kelas dewasa
Untuk peraturan dalam pacuan kuda khas NTB ini maka siapa yang berlari paling kencang dan cepat tiba di garis finish maka akan menjadi juara. Tentunya lomba ini juga menggunakan sistem gugur untuk menentukan juara. Pada babak pertama biasanya disebut dengan babak gugure dimana kuda harus berusaha untuk menuju babak penentu sampai ke babak final.
Fakta Unik Mengenai Olahraga Pacuan Kuda
Karena olahraga pacuan kuda khas NTB sudah muncul sejak lama maka ada banyak fakta menariknya. Salah satunya yaitu jokinya adalah orang anak-anak mulai dari usia 6 sampai 10 tahun. Jadi saat usia anak di atas 10 tahun maka tidak boleh menjadi joki lagi.
Karena anak-anak akan menjadi joki maka mereka telah mempelajari olahraga ini sejak usia 3 tahun. Penggunaan anak-anak bukan tanpa alasan sebab tipe yang digunakan adalah sandalwood pony. Jenis ini memiliki ciri fisik yang pendek sekitar 130-245 cm sehingga beda dengan jenis Amerika dan Eropa. Walaupun memiliki tubuh pendek tetapi tipe ini bisa berlari dengan kencang serta memiliki kekuatan yang sesuai sehingga layak digunakan dalam arena pacuan. Bahkan dalam olahraga ini tidak akan menggunakan pelana sehingga susah untuk duduk di atas punggung hewan tersebut.
Kekuatan otot paha dan kaki sangat diAndalkan agar bisa mencengkram tubuh kuda. Bahkan fakta lainnya mengenai olahraga ini yaitu penggunaan peralatannya masih sangat sederhana dimana berbeda dengan pacuan pada umumnya yang menggunakan peralatan lengkap untuk memberikan keselamatan maksimal.
Jadi joki hanya dibekali perawatan berupa helm, baju kaos lengan panjang, sarung kepala, cambuk dari rotan, dan baju rompi. Fakta lainnya yaitu olahraga ini selalu dihubungkan dengan hal mistik dimana perawatannya tidak boleh dilakukan sembarangan. Jadi kuda harus dimandikan dengan air suhu panas dan dicampur dengan rempah-rempah serta diberi makanan yang cukup agar bisa berlari secara maksimal. Informasi ini menunjukkan bahwa pacuan kuda khas NTB memiliki ciri khas tersendiri dibandingkan pacuan dari tempat lain.