Ada banyak tokoh penting dalam sejarah Indonesia yang sebaiknya Anda ketahui kisahnya, salah satunya yakni Sutan Sjahrir. Jasanya dalam proklamasi dan diplomasi pada awal kemerdekaan membuat namanya sangat patut dikenang.
Mari mengenal secara singkat tentang kisah hidup Sutan Sjahrir, mulai dari masa kecil hingga akhir hidupnya.
Sejarah Indonesia: Mengenal Masa Muda Sutan Sjahrir
Sutan Sjahrir lahir pada 5 Maret 1909 di Padang Panjang, Sumatera Barat. Ayahnya, Mohammad Rasad, merupakan kepala jaksa dan penasehat Sultan Deli.
Pada 1926, Sutan menyelesaikan pendidikannya di Sekolah Menengah Pertama era kolonial Belanda, atau Meer Uitgebreid Lager Onderwijs (MULO).
Setelahnya, ia melanjutkan ke Sekolah Lanjutan Atas yang berlokasi di Bandung. Di sini, Sutan aktif dalam himpunan teater sebagai aktor, penulis skenario, dan sutradara. Ia juga sangat terkenal sebagai anggota klub debat dengan sejuta potensinya.
Pada 2927, ia termasuk salah satu dari sepuluh pendiri Jong Indonesie, yang selanjutnya menjadi Pemuda Indonesia dan mencetuskan Sumpah Pemuda pada tahun 1928.
Masa Pendudukan Jepang hingga Proklamasi
Ketika masa pendudukan Jepang, Sutan membangun gerakan radikal ideologi nasional dan meyakini bahwa Jepang tidak akan bisa memenangkan perang.
Saat itu, ia juga secara sembunyi-sembunyi mengamati berbagai perkembangan perang dunia, melalui siaran radio luar negeri.
Dari informasi tersebut, Sutan juga merupakan pihak awal yang mengetahui bahwa Jepang telah kalah dalam perang dunia kedua. Jepang menyerah tanpa syarat kepada Sekutu dan hal tersebut dapat menjadi angin segar bagi kemerdekaan Indonesia.
Hal ini yang kemudian membuatnya bersama golongan muda mendesak Soekarno untuk memproklamasikan kemerdekaan. Namun, Soekarno dan Moh. Hatta kala itu tidak cepat bergerak dan masih menunggu informasi dari pihak Jepang.
Tindakan tersebut juga dilakukan karena mereka masih menjadi bagian dari PPKI atau Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia, sehingga menganggap bahwa proklamasi perlu dilakukan sesuai dengan prosedur yang seharusnya.
Hal ini membuat para golongan muda kecewa dan menculik Soekarno ke Rengasdengklok. Setelah berbagai desakan dari golongan muda, akhirnya proklamasi terlaksana pada tanggal 17 Agustus 1945, sesuai dengan tanggal kemerdekaan yang Anda ketahui saat ini.
Kiprahnya dalam Diplomasi
Setelah kemerdekaan, Sutan menjadi Perdana Menteri Indonesia. Namun, 26 Juni 19646, Sutan Sjahrir diculik karena dianggap merugikan perjuangan bangsa saat itu. Hal ini dikarenakan ia hanya meminta pengakuan atas Madura dan Jawa, berbeda dengan Tan Malaka yang ingin mendapat kedaulatan penuh.
Setelah tragedi penculikan yang telah diselesaikan atas arahan dari Soekarno, Sutan Sjahrir hanya mengemban tugas sebagai Menteri Luar Negeri. Lalu, pada 2 Oktober 1946, ia kembali menjadi perdana menteri untuk menyelesaikan perjanjian Linggarjati.
Berbagai nilai kemanusiaan selalu digaungkan dalam setiap langkah diplomasi Sutan Sjahrir, sehingga hal tersebut menunjukkan bahwa bangsa Indonesia merupakan bahngsa yang demokratis dan beradab.
Akhir Hidupnya
Meski memiliki banyak catatan gemilang bagi sejarah Indonesia, sayangnya masa hidup Sutan Sjahrir harus berakhir tragis.
Pada tahun 1955, atau pada pemilu pertama yang diselenggarakan Indonesia, Partai Sosialis Indonesia gagal memperoleh banyak suara. Lalu, pada 1962 hingga 1965, ia dipenjara tanpa melalui proses peradilan, karena partainya (Partai Sosialis Indonesia) dianggap termasuk dalam golongan yang melakukan pemberontakan PRRI.
Di penjara, ia bahkan mengalami stroke dan kemudian diizinkan untuk berobat ke Swiss. Sutan Sjahrir berada di sana hingga akhir hayatnya, yakni pada 9 April 1956. Pada tanggal kematian tersebut, beliau juga tercatat sebagai pahlawan nasional.
Itulah berbagai kisah singkat dari perjalanan hidup Sutan Sjahrir yang merupakan salah satu tokoh penting dari masa pra-proklamasi, proklamasi, hingga pasca kemerdekaan.
Setiap pahlawan yang berjasa bagi Republik Indonesia patut untuk dikenang sepenuh hati oleh bangsa ini. Maka dari itu, pastikan Anda tidak melupakan berbagai cerita dalam sejarah Indonesia.